Penulis Tim GFNPencegahan penyakit dalam usaha peternakan unggas, khususnya pada ternak ayam merupakan suatu keharusan. Hal ini karena meskipun manajemen pemeliharaannya baik, kalau timbul penyakit pada ayam maka, keuntungan yang ada di depan mata akan menghilang, bahkan menjadi menderita kerugian. Kerugian tersebut karena turunnya produktivitas ayam, biaya pengobatan yang cukup mahal, bahkan hingga kematian ayam. Jangan remehkan timbulnya penyakit pada ayam! Meskipun hal tersebut dapat dicegah. Namun, melakukan pencegahan penyakit pada ayam bukanlah perkara yang mudah. Perlu langkah yang tepat agar pencegahan tersebut berhasil. Nah, di artikel ini kami mengajak anda mengenal penyakit pada ayam. Mulai dari jenis penyakit, penyebab penyakit, ciri-ciri penyakit hingga cara melakukan pencegahan. Anda sudah penasaran, kan? Langsung saja, yuk simak artikelnya! Jenis-jenis penyakit pada ayam Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang perlu anda ketahui 1. Pullorum Feses Kapur Penyakit pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang menyebabkan peternak mengalami kerugian yang sangat besar. Kerugian tersebut antara lain, tingkat kematian yang sangat tinggi terutama pada anak ayam umur 1-10 hari, jika ayam indukan terinfeksi dan menghasilkan keturunan maka keturunan tersebut juga ikut terinfeksi, penurunan produksi telur, dan penurunan daya tunas. Penyakit pullorum disebabkan oleh oleh bakteri Salmonella pullorum. Salmonella pullorum termasuk bakteri berbentuk batang atau kapsul, bersifat gram negatif, tidak bergerak, fakultatif aerob dan tidak berspora, dan mampu bertahan di tanah hingga satu tahun. Pullorum dapat menyebar secara vertikal melalui trans ovari dan secara horizontal melalui pakan, air, dan inkubator yang terkontaminasi agen penyakit. Penyakit yang satu ini menyerang sistem pencernaan ayam. Adapun ciri-ciri anak ayam yang terinfeksi penyakit pullorum yaitu Penurunan nafsu makan. Fesesnya berbentuk pasta keputih-putihan dan menempel pada sekitar kloaka. Ayam kelihatan mengantuk mata menutup. Jengger kebiruan. Sayap menggantung kusam Bergerombol pada suatu tempat. Jika terdapat anak ayam yang mampu bertahan hidup, maka pertumbuhannya akan terhambat. Pada ayam dewasa gejala penyakit sulit dilihat tetapi kadang-kadang terlihat adanya tanda-tanda depresi, kekurusan, diare, dan produksi telur menurun. 2. Chronic Respiratory Disease CRD Penyakit Chronic Respiratory Disease CRD atau yang lebih dikenal dengan penyakit ngorok yaitu penyakit yang menyerang sistem pernapasan ayam. Penyakit CRD dapat menyerang ayam pada semua umur. Agen penyakit ini adalah bakteri Mycoplasma gallisepticum. Penyakit CRD bersifat kronis, dikatakan kronis karena penyakit ini berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama dan sulit untuk disembuhkan. Penyakit ini memiliki angka kesakitan tinggi, tetapi angka kematian rendah. Sedangkan CRD kompleks dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Kerugian yang dialami peternak yaitu, pertumbuhan bobot badan ayam terhambat, penurunan mutu karkas, penurunan produksi telur, tidak tercapainya keseragaman bobot badan serta banyaknya ayam yang harus diafkir. Penularan CRD dapat terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang yang kurang bersih, tempat makan dan minum yang kotor, manusia, dan telur tetas atau DOC yang terinfeksi. Ayam yang terserang penyakit CRD memiliki ciri-ciri antara lain Suara ngorok di malam hari. Keluarnya lendir dari rongga hidung. Mata ayam tampak berair dan bengkak. Batuk dan bersin. Ayam kehilangan nafsu makan. Ayam suka menggeleng-gelengkan kepalanya. Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling sederhana yaitu tidak membeli tidak membeli DOC dari produsen yang tidak diketahui dan tidak melakukan sanitasi kandang. 3. Tetelo Newcastle Disease Penyakit tetelo yaitu sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus ND Newcastle Disease. Virus ini mampu menyerang alat pernapasan, alat reproduksi, jaringan saraf, dan lain sebagainya. Tetelo merupakan penyakit menular akut dengan angka kematian yang sangat tinggi. Namun, jika penyakit ini menyerang ayam dewasa tingkat kematiannya tidak terlalu tinggi, karena ayam dewasa biasanya dapat pulih. Kerugian yang sangat besar dapat menimpa peternak akibat penyakit ini. Kerugian tersebut antara lain, turunnya produksi telur bahkan bisa berhenti total, tingkat kematian mencapai 100% pada anak ayam, ayam mengalami gangguan pertumbuhan, dan pada ayam broiler/ pedaging mengalami penurunan bobot badan. Berikut ciri-ciri ayam yang terkena penyakit tetelo Ayam kehilangan nafsu makan. Mengalami diare yang disertai darah. Jengger berwarna pucat. Tubuh ayam akan cenderung terlihat tidak bertenaga lesu. Keluarnya cairan dari hidung. sayap akan menjadi menurun dan lumpuh pada kakinya. Jika ayam sudah terserang penyakit tetelo maka, ayam tersebut harus segera dimusnahkan. Karena dapat bertindak sebagai sumber pencemaran dan juga penularan. 4. Gumboro atau IBD Infectious Bursal Disease Penyakit gumboro adalah penyakit yang disebabkan oleh Avibirnavirus yang merupakan anggota dari keluarga Birnaviridae. Virus Avibirnavirus memiliki struktur tidak beramplop, sehingga virus ini lebih stabil dan tahan hidup lama di lingkungan hingga lebih dari 3 bulan. Virus ini mudah menular dan disebarkan melalui kotoran, kotoran, air, dan pakan yang terkontaminasi. Tidak hanya itu, virus ini juga dapat dibawa oleh vektor lain seperti tikus dan kumbang tertentu. Penyakit gumboro merupakan salah satu penyakit yang bersifat imunosupresif. Imunosupresif adalah suatu kondisi terjadinya penurunan reaksi pembentukan antibodi akibat kerusakan organ limfoid. Penurunan jumlah antibodi dalam tubuh ini menyebabkan berbagai agen penyebab penyakit akan lebih leluasa masuk ke dalam tubuh ayam dan terjadilah infeksi. Banyak kerugian yang dialami peternak jika ternak ayam mereka terserang penyakit gumboro. Kerugiannya antara lain, penurunan produktivitas ayam, keseragaman bobot badan tidak tercapai, ayam mengalami penurunan feed intake, ayam tidak tercapai puncak produksi, hingga kematian ayam karena angka kematian penyakit ini mencapai 60%. Berikut adalah ciri-ciri ayam terkena penyakit gumboro yang perlu anda ketahui Ayam terlihat gemetar. Ditemukannya feses/ kotoran yang menempel pada kloaka. Ayam terlihat tidak bertenaga lesu Menurunnya nafsu makan. Feses encer dan berwarna putih. Sayap ayam menggantung. 5. Kolibasilosis Salah satu penyakit ayam yang sering menyerang peternakan Indonesia adalah kolibasilosis. Penyakit kolibasilosis dapat terjadi pada semua umur ayam. Penyebab penyakit ini adalah bakteri Escherichia coli E. coli. Infeksi bakteri E. coli dapat melalui mulut saluran pencernaan dan hidung saluran pernapasan. Distribusi E. coli sangat luas, dapat ditemukan di litter, kotoran ayam, kotoran lain dalam kandang, pakan, air minum, dan sumber air. Sebagian besar infeksi penyakit ini terjadi ketika perubahan musim, selain itu brooding dan air minum yang buruk dapat mempengaruhi stress pada ayam. Akibatnya bakteri pantogen ini dengan mudah menginfeksi ayam, terutama ketika memasuki musim penghujan yang dipicu oleh kelembapan tinggi. Selain itu, penyakit kolibasilosis banyak ditemukan pada lingkungan yang kotor dan berdebu. Kerugian yang besar dapat diderita oleh peternak jika ayam mereka terkena penyakit ini. Jika anda peternak ayam layer, maka penyakit ini menyebabkan kerugian seperti turunnya produksi telur, penundaan masa produksi telur, tidak tercapainya puncak produksi telur, dan mudahnya ayam terinfeksi penyakit lain. Kerugian yang diterima jika anda peternak ayam broiler yaitu, kematian yang terjadi selama masa pemeliharaan dan ayam pada saat panen memperoleh berat badan yang rendah. Adapun ciri-ciri ayam yang sudah terinfeksi penyakit ini antara lain, Menurunnya nafsu makan. Diare berwarna hijau dan berbau khas. Ayam terlihat lesu. Bulunya menjadi kusam. Ayam tidak responsif atau diam saja. 6. Infectious Coryza Penyakit Infectious coryza atau dikenal dengan snot adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus paragallinarum. Bakteri ini berbentuk batang pendek atau coccobacilli, bersifat gram negatif, tercat polar, non-motil, tidak membentuk spora, dan fakultatif anaerob. Sifat alami bakteri ini tidak dapat hidup lama, dan akan mati dalam waktu 4-5 jam. Penyakit ini merupakan penyakit penyakit pernapasan bagian atas pada ayam yang sifatnya akut sampai kronis. Infectious coryza dapat menyerang semua umur, tetapi yang paling peka adalah ayam umur 18-23 minggu atau menjelang bertelur. Secara umum penyakit ini dikenal sebagai penyakit yang menyebabkan kematian rendah tetapi tingkat kesakitan tinggi. Penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung dengan ayam sakit atau ayam carrier, dapat juga terjadi secara tidak langsung melalui pakan, air minum, dan peralatan yang terkontaminasi. Selain itu, serangan penyakit ini dapat dipercepat dengan kondisi kandang yang tidak bersih, lingkungan dingin, dan perubahan iklim yang ekstrim. Peternak akan mengalami kerugian yang signifikan akibat penyakit ini. Kerugian tersebut antara lain, ayam akan sangat terlambat untuk berproduksi, penurunan produksi telur, pengafkiran yang tinggi pada ayam dara, peningkatan biaya produksi, pertumbuhan ayam akan terhambat dan ayam menjadi kurus. Ciri-ciri ayam yang terkena penyakit ini yaitu sebagai berikut Keluar lendir dari hidung yang kental berwarna kekuningan dan berbau busuk. Nafsu makan menurun. Ngorok pada malam hari dan sulit bernapas. Sering diare. Meningkatnya jumlah telur berkerabang putih, kasar, dan retak. 7. Inclusion Body Hepatitis IBH Penyakit IBH atau lebih dikenal dengan penyakit hati pada ayam adalah penyakit yang disebabkan oleh avian adenovirus. Adenovirus merupakan virus yang tidak beramplop, sehingga lebih stabil dan tahan hidup lama di lingkungan. Penyakit ini menyerang semua usia pada ayam, khususnya ayam broiler di usia 3-7 minggu dan bersifat akut. Pada ayam layer dan breeder penyakit IBH bersifat subklinis dan perlu mendapatkan perlakuan khusus, mengingat dampaknya yang merugikan khususnya pada transmisi virus secara vertikal. Pada umumnya infeksi IBH dapat menular baik secara vertikal maupun horizontal. Penularan secara vertikal ditularkan dari induk ke anaknya melalui telur. Secara horizontal bisa melalui feses/ kotoran, pakan, air minum, dan lingkungan yang tercemar virus atau langsung dari hewan sakit ke hewan yang sehat. Selain itu, karena sifatnya yang tahan terhadap lingkungan, maka ada kemungkinan virus dapat menyebar secara perlahan-lahan dari suatu kandang ke kandang yang lainnya. Gejala yang timbul pada ayam yang terkena penyakit ini yaitu Ayam tampak lemas atau lesu.\ Nafsu makan menurun. Bulu yang kusam dan acak-acakan. Terkadang feses berwarna putih encer. Jengger, pial, dan kulit muka kelihatan pucat. Ayam yang terkena IBH akan mengalami penurunan produksi telur, tingkat sakit yang rendah namun tingkat kematian yang cukup tinggi yaitu mencapai 40%, dan turunnya bobot badan ayam. Hal tersebut menyebabkan peternak mengalami kerugian cukup besar. Cara pencegahan penyakit pada ayam Tentu saja anda tidak ingin ayam yang sudah sembuh kembali terserang penyakit. Pencegahan penyakit ada baiknya dilakukan untuk menjaga kesehatan ayam. Berikut beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mencegah penyakit pada ayam yaitu 1. Melaksanakan manajemen pemeliharaan dengan benar dan tepat Kondisi nyaman harus dirasakan ayam dimulai sejak anak ayam/ DOC tiba di kandang. Perlu menjaga kebersihan kandang terutama dari feses karena pada kandang yang kotor akan mudah menyebarkan penyakit dan juga akumulasi amonia yang tinggi dapat menjadi faktor pemicu penyakit pernapasan. Maka dari itu, kondisi litter juga perlu dicek secara rutin serta lebih sering mencuci peralatan ternak seperti tempat minum dan tempat pakan. Dari segi kelancaran ventilasi dan pengaturan kepadatan kandang berpengaruh juga terhadap kondisi kesehatan ayam. Kondisi cuaca yang tidak menentu, bahkan terkadang berubah menjadi ekstrim, ditambah dengan kualitas udara yang semakin menurun mengharuskan dilakukannya manajemen yang lebih baik. Sesuaikan juga kepadatan kandang untuk menjamin semua ayam untuk mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapat ransum, air minum, ruang gerak, dan oksigen, sehingga pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas seragam. 2. Menjaga kualitas pakan Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam beternak ayam. Menjaga kesehatan ayam tentunya tidak lepas dari pemberian pakan yang berkualitas. Pakan yang berkualitas harus dipilih secara bijak dan selektif. Ciri pakan yang baik bagi ayam yaitu pakan yang bebas dari zat kimia, masih segar, dan bernutrisi tinggi. Pakan yang baik yaitu dapat memenuhi kebutuhan pokok nutrisi ayam misalnya energi dan protein. Selain itu, perbaikan mutu pakan pakan yang diberikan harus sesuai dengan jumlah dan kandungan nutrisi sesuai kebutuhan ternak untuk mendapatkan performa ayam yang baik. 3. Penerapan biosecurity yang ketat, Lakukan penerapan biosecurity model 3 zona bersih, transisi, kotor untuk membatasi lalu lintas agar penyebaran penyakit tidak terjadi. Desinfeksi kendaraan dan orang yang keluar masuk kandang untuk mencegah kontak bibit penyakit masuk ke kandang. Jika memungkinkan untuk tidak memelihara ayam dengan sistem banyak umur pada satu lokasi. Namun, apabila peternak menerapkan beragam umur, perlu diperhatikan beberapa hal seperti mengatur jalur lalu lintas kandang dari ayam muda ke ayam yang tua, tempatkan anak ayam pada kandang yang berjauhan dengan ayam yang sedang berproduksi, dan meminimalisir kondisi stress pada ayam terutama saat proses pindah kandang. 4. Program vaksinasi dengan tepat Vaksinasi perlu dilakukan untuk membentuk imunitas/ kekebalan di dalam tubuh ayam sehingga dapat menekan angka munculnya penyakit. Lakukan program vaksinasi secara rutin sesuai sejarah, tantangan penyakit, dan kondisi peternakan setempat terhadap penyakit Gumboro, Inclusion Body Hepatitis, Newcastle Disease, Avian influenza, Infectious Bronchitis, maupun Infectious laryngotracheitis. Pemilihan vaksinasi yang tepat dan aplikasi vaksinasi yang sesuai kondisi di masing-masing peternakan menjadi titik kunci keberhasilan perlindungan dari serangan penyakit. 5. Meningkatkan daya tahan tubuh ayam dengan menggunakan suplemen Terkait program kesehatan herbal sudah banyak diterapkan di lapangan saat ini. Ekstrak tanaman diketahui memiliki berbagai nutrisi dan senyawa kimia zat bioaktif yang berkhasiat serta berfungsi sebagai suplemen, anti bakteri, antiparasit, antiprotozoa, antioksidan hingga antiradang. Dan kebetulan jika anda sedang mencari suplemen berkualitas untuk ternak ayam, kami GFN menjual suplemen tersebut. Kami menjual berbagai suplemen untuk ternak ayam anda yang berfungsi untuk menjaga kesehatan ayam. Contohnya untuk menjaga kesehatan pernapasan ayam kami memiliki produk Esseguard Respiratory, untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan kami menjual produk Esseguard Intestinal, bagi anda yang ingin meningkatkan produktivitas ayam dapat menggunakan Esseguard Prajanan dan masih banyak lagi. Penyakit pada ayam adalah masalah kesehatan pada ternak ayam yang dapat merugikan peternak. Untungnya di artikel ini, anda telah memahami beberapa jenis penyakit pada ayam. Mulai dari jenis-jenis penyakit pada ayam, ciri-ciri setiap penyakit hingga cara pencegahan penyakit pada ayam. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah pengetahuan anda. Yuk jaga kesehatan ternak ayam anda sekarang juga! Ayam yang sehat tentunya akan memberikan keuntungan yang lebih baik dari hasil produksi daging dan telur maupun kualitas ayam itu sendiri. Sekian dari kami, sampai jumpa di kesempatan lainnya.BakteriSalmonella pullorum bertanggung jawab atas penyakit ini. Efeknya pada anak ayam dan ayam dewasa agak berbeda. Ciri anak ayam yang terkena penyakit ini yaitu kesulitan bernapas dan tampak ada pasta putih di bagian punggungnya. Sebagian lain akan mati mendadak. Lain halnya dengan ayam dewasa, yang menunjukkan penyakit dengan batuk, bersin, dan keengganan bertelur. Penyakit ini tidak memiliki vaksin. Para penderita mesti dimusnahkan.
Ayam memiliki berbagai banyak sekali penyakit yang menyerangnya. Mulai dari infeksi bakteri, virus, ataupun viral. Masing-masing penyebab tersebut memiliki berbagai jenis penyakitnya. Apabila kamu salah cara mengobatinya maka besar kemungkinan ayam kesayanganmu akan mati. Untuk itu di materi kali ini Hewanpedia berbagi mengenai Jenis dan Cara Mengobati Penyakit Ayam serta Unggas. Daftar isi konten dalam artikel ini PENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI BAKTERI1. Snot/Coryza2. Berak Kapur atau Pullorum3. Berak Hijau4. Kolera5. Chronic Respiratory Disease CRD atau ngorok atau Air Sac atau Sinusitis6. ColibacillosisPENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI VIRAL1. Newcastle Disease ND atau Sampar Ayam2. Gumoro Infectious Bursal Disease3. Bronchitis4. Avian Pox5. Marek Visceral LeukosisPENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI PROTOZOABerak Darah/ KoksidiosisPENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI PARASIT1. Ascaridia galli2. Heterakis gallinae3. Capillaria annulata atau Capllaria contortaFAKTOR LAIN PENYAKIT AYAM PENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI BAKTERI Penyakit Bakteri merupakan penyakit unggas yang disebabkan oleh bakteri. Berikut merupakan jenis-jenis penyakit karena infeksi bakteri dan cara mengobatinya 1. Snot/Coryza Disebabkan oleh bakteri Haemophillus gallinarum. Penyakit ini biasanya menyerang ayam akibat adanya perubahan musim. Perubahan musim biasanya mempengaruhi kesehatan ayam. Snot banyak ditemukan di daerah tropis. Penyakit ini menyerang hampir semua umur ayam. Angka kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ini mencapai 30% tetapi angka morbiditas atau angka kesakitannya mencapai hingga 80%. Snot bersifat kronis, biasanya berlangsung antara 1-3 bulan. Ayam betina berumur 18-23 minggu paling rentan terhadap penyakit ini. Namun menurut pengalaman kami, ayam berumur kurang dari 16 minggu mempunyai angka kematian yang cukup tinggi jika terkena penyakit ini. Sedangkan ayam yang sedang bertelur dapat disembuhkan tetapi produktivitas telur menurun hingga 25%. Penularan Snot dapat melalui kontak langsung, udara, debu, pakan, air minum, petugaskandang dan peralatan yang digunakan. Dari berbagai referensi yang kami dapatkan gejala penyakit Snot pada ayam adalah sbb ayam terlihat mengantuk, sayapnya turun keluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan dan berbau khas muka dan mata bengkak akibat pembengkakan sinus infra orbital terdapat kerak dihidung napsu makan menurun sehingga tembolok kosong jika diraba ayam mengorok dan sukar bernapas pertumbuhan menjadi lambat. Pengobatan Snot yang diberikan adalah preparat sulfat seperti sulfadimethoxine atau sulfathiazole, menurut beberapa penulis penyakit ini dapat diobati dengan antibiotika seperti Ultramycin, imequil atau corivit. Kami menggunakan preparat enrofloksacyn atau lebih dikenal dengan Enflox produksi SHS dan saat ini kami sedang mencoba menggantinya dengan preparat amphycillin dan colistin atau lebih dikenal dengan Amphyvitacol produksi Vaksindo. Seorang penulis menyebutkan pengobatan tradisional juga dilakukan dengan memberikan susu bubuk yang dicampur dengan air dan dibentuk sebesar kelereng sesuai dengan bukaan mulut ayam dan diberikan 3 kali sehari. Sedangkan pengobatan tradisional yang kami lakukan adalah memberikan perasan tumbukan jahe, kunir, kencur dan lempuyang. Air perasan ini dicampurkan pada air minum. Sedangkan ampasnya kami campurkan pada sedikit pakan. Selain ramuan ini menghangatkan tubuh ayam, ramuan ini juga berkhasiat untuk menambah napsu makan ayam. Selain memberikan obat yang diberikan bersama dengan air minum, kami juga memberikan obat secara suntikan pada ayam yang sudah parah. Obat yang kami berikan adalah Sulfamix dengan dosis cc/kg BB ayam. Hal lain yang perlu dilakukan karena penyakit ini mempunyai penularan yang sangat cepat dan luas, ayam yang terkena Snot harus sesegera mungkin dipisahkan dari kelompoknya. Upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan dengan baik. Kandang sebaiknya terkena sinar matahari langsung sehingga mengurangi kelembaban. Kandang yang lembab dan basah memudahkan timbulnya penyakit ini. 2. Berak Kapur atau Pullorum Berak kapur disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Berak kapur sering ditemukan pada anak ayam umur 1-10 hari. Gejala yang timbul adalah napsu makan menurun kotoran encer dan bercampur butiran-butiran putih seperti kapur bulu dubur melekat satu dengan yang lain jengger berwarna keabuan badan anak ayam menjadi menunduk sayap terkulai mata menutup Penulis yang lain mengatakan gejala anak ayam yang terkena berak kapur selain gejala yang disebutkan di atas, anaka ayam akan terlihat pucat, lemah, kedinginan dan suka bergerombol mencari tempat yang hangat. Berbeda dengan ayam dewasa, gejala berak kapur tidak nyata benar. Ayam dewasa yang terkena berak kapur akan mengalami penurunan produktivitas telur, depresi, anemia, kotoran encer dan berwarna kuning. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga sanitasi mulai dari mesin penetasan hingga sanitasi kandang dan melakukan desinfeksi kandang dengan formaldehyde sebanyak 40%. Ayam yang terkena penyakit sebaiknya dipisahkan dari kelompoknya, sedangkan ayam yang parah dimusnahkan. Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam. Penulis lain menyebutkan pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan preparat sulfonamide. 3. Berak Hijau Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, demikian pula pengobatannya. Selama ini penyakit ini diduga disebabkan oleh bakteri sejenis Salmonella pullorum. Penularan berak hijau sangat mudah yaitu melalui kontak langsung termasuk saat jantan mengawini betina dan melalui pakan dan minuman yang terkontaminasi dengan ayam yang sakit. Pengaruh penyakit ini dapat sampai ke DOC keturunan induk yang sakit. Gejala penyakit ini adalah jengger berwarna biru mata lesu napsu makan menurun sekitar pantat terlihat memutih dan lengket. Upaya pencegahan merupakan hal utama antara lain dengan menjaga sanitasi kandang, memisahkan antara ayam yang sakit memberikan pakan yang yang baik. Jika ayam yang terinfeksi mengalami kematian, lebih baik ayam tersebut dibakar agar bakteri tersebut ikut mati dan tidak menular ke ayam yang lain. 4. Kolera Penyebab penyakit ini adalah bakteri Pasteurella gallinarum atau Pasteurella multocida. Biasanya menyerang ayam pada usia 12 minggu. Penyakit ini menyerang ayam petelur dan pedaging. Serangan penyakit ini bisa bersifat akut atau kronis. Ayam yang terserang kolera akan mengalami penurunan produktivitas bahkan mati. Bakteri ini menyerang pernapasan dan pencernaan. Kolera dapat ditularkan melalui kontak langsung, pakan, minuman, peralatan, manusia, tanah maupun hewan lain. Pada serangan akut, kematian dapat terjadi secara tiba-tiba. Sedangkan pada serangan kronis didapatkan gejala sbb napsu makan berkurang sesak napas mencret kotoran berwarna kuning, coklat atau hijau berlendir dan berbau busuk jengger dan pial bengkak serta kepala berwarna kebiruan ayam suka menggeleng-gelengkan kepala persendian kaki dan sayap bengkak disertai kelumpuhan lesi yang didapatkan pada unggas yang mengalami kematian pada kolera akut antara lain adalah perdarahan pintpoint pada membran mukosa dan serosa dan atau pada lemak abdominal inflamasi pada 1/3 atas usus kecil gambaran “parboiled” pada hati pembesaran dan pembengkakan limpa didapatkan material berbentuk cream atau solid pada persendian Diagnosis secara tentative dapat didirikan atas riwayat unggas, gejala dan lesi postmortem. Sedangkan diagnosis definitive didapatkan pada isolasi dan identifikasi organisme ini. Tindakan pencegahan sangat penting dilakukan antara lain dengan menjaga agar litter tetap kering, mengurangi kepadatan kandang, menjaga kebersihan peralatan kandang dan memberikan vitamin dan pakan yang cukup agar stamina ayam tetap terjaga. Pengobatan kolera dapat dilakukan dengan menggunakan preparat sulfat atau antibiotik seperti noxal, ampisol atau inequil. 5. Chronic Respiratory Disease CRD atau ngorok atau Air Sac atau Sinusitis ngorok atau Air Sac atau Sinusitis pada Ayam Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma galisepticum. Biasanya menyerang ayam pada usia 4-9 minggu. Penuluaran terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang, tempat makan dan minum, manusia, telur tetas atau DOC yang terinfeksi. Seorang penulis menyebutkan bahwa gejala CRD ini mirip dengan Snot atau Coryza yaitu batuk-batuk napas berbunti atau ngorok keluar cairan dari lubang hidung nafsu makan turun produksi telur turun ayam suka menggeleng-gelengkan kepalanya Sedangkan penulis lain mengatakan gejala yang timbul pada CRD adalah ayam kehilangan napsu makan secara tiba-tiba dan terlihat lesu warna bulu pucat, kusam dan di beberapa lokasi terjadi perlengketan terutama di sekitar anus terjadi inkoordinasi saraf tinja cair dan berwarna putih Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari cara yang paling sederhana yaitu tidak membeli DOC dari produsen yang tidak diketahui dan melakukan sanitasi kandang. Pengobatan CRD pada ayam yang sakit dapat diberikan baytrit 10% peroral, mycomas dengan dosis ml/L air minum, tetraclorin secara oral atau bacytracyn yang diberikan pada air minum. 6. Colibacillosis Penyebab penyakit ini adalah Escherichia coli. Problem yang ditimbulkan dapat infeksi akut berat dengan kematian yang tiba-tiba dan angka kematian yang tinggi hingga infeksi ringan dengan angka kesakitan dan kematian yang dapat terjadi pada saluran pernapasan, septicemia atau enteritis karena infeksi pada gastrointestinal. Penyakit ini dapat berdiri sendiri atau diikuti oleh infeksi sekunder. Infeksi sekunder yang menyertai penyakit ini adalah Mycoplasma gallisepticum. Semua umur dapat terkena penyakit ini, namun yang paling banyak adalah ayam usia muda. Gejala yang ditimbulkan pada penyakit ini disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan oleh bakteri akibat pertumbuhan dan multiplikasi. Invasi primer terjadi pada system pernapasan dan system gastrointestinal. Omphalitis atau infeksi pada anak ayam terjadi karena penutupan tali pusat yang kurang baik atau karena invasi bakteri melalui cangkang telur pada saat inkubasi. Berikut ini gejala yang timbul pada penyakit ini adalah napsu makan menurun ayam lesu dan tidak bergairah bulu kasar sesak napas kotoran banyak menempel di anus diare batuk Pada septicemia akut dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba. Pada pembedahan akan didapatkan dehydrasi bengkak dan kongesti pada hati, limpa dan ginjal perdarahan pinpoint pada organ viscera eksudat fibrinous pada kantung udara, kantung jantung dan permukaan jantung, hati dan paru sangat karakteristik usus menipis dan inflamasi serta mengandung mucous dan area perdarahan Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi kandang seperti menjaga ventilasi udara, litter yang terjaga kebersihannya, secara teratur melakukan desinfeksi terhadap peralatan dan fasilitas lainnya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kualitas pakan dan air minum, kepadatan kandang harus diperhatikan, penanganan mesin penetas telur dan menjauhkan ayam dari stress yang dapat menurunkan daya tahan tubuh. Pengobatan Colibasillosis dapat dilakukan dengan obat-obat sulfa, neomisin, streptomisin dan tetrasiklin. Meskipun demikian, menurut info yang lain dikatakan pengobatan penyakit ini cenderung susah dan tidak menentu. PENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI VIRAL Penyakit Bakteri merupakan penyakit unggas yang disebabkan oleh viral. Berikut merupakan jenis-jenis penyakit karena infeksi viral dan cara mengobatinya 1. Newcastle Disease ND atau Sampar Ayam ND merupakan infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo dan biasanya dikualifikasikan menjadi Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease VVND atau tipe Velogenik, tipe ini menyebabkan kematian yang luar biasa bahkan hingga 100%. Tipe yang lebih ringan disebut degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakangejala seperti gangguan pernapasan dan saraf. Tipe lemah lentogenik merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan. ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar. Pada tahap yang mengenai pernapasan maka virus akan ditularkan melalui udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus ini tidak mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yang dinyatakan sembuh dari ND tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan. Gejala yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah sebagai berikut excessive mucous di trakea gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas ayam tampak lesu napsu makan menurun produksi telur menurun mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher terpuntir. Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu ayam yang tertular harus dimusnahkan. vaksinasi harus dilakukan untuk memperoleh kekebalan. Jenis vaksin yang kami gunakan adalah ND Lasota yang kami beli dari PT. SHS. Vaksinasi ND yang pertama, kami lakukan dengan cara pemberian melalui tetes mata pada hari ke 2. Untuk berikutnya pemberian vaksin kami lakukan dengan cara suntikan di intramuskuler otot dada. untuk memudahkan untuk mengingat mengenai waktu pemberian vaksin, seorang penulis menyarankan agar memberikan vaksin ini dengan pola 444. maksudnya vaksin ND diberikan pada ayam yang berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali. Namun kami mempunyai sedikit perbedaan dengan jadwal pola 444.lihat jadwal pemberian vaksin modifikasi kami Pencegahan yang harus dilakukan oleh para peternak mengingat penyakit ini sangat infeksius adalah sebagai berikut memelihara kebersihan kandang dan sekitarnya. Kandang harus mendapat sinar matahari yang cukup dan ventilasi yang baik. memisahkan ayam lain yang dicurigai dapat menularkan penyakit ini. memberikan ransum jamu yang baik. 2. Gumoro Infectious Bursal Disease Gumoro Infectious Bursal Disease pada ayam Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fibrikus dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang system kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering disebut sebagai AIDSnya ayam. Ayam yang terkena akan menampakan gejala seperti gangguan saraf, merejan, diare, tubuh gemetar, bulu di sekitar anus kotor dan lengket serta diakhiri dengan kematian ayam. Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus dari genus Avibirnavirus. Di dalam tubuh ayam, virus ini dapat hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian akan berkembang menjadi infeksius. Gumoro memang tidak menyebabkan kematian secara langsung pada ayam, tetapi infeski sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan cepat karena kekebalan tubuhnya tidak bekerja. Seorang penulis menyebutkan bahwa gumoro menyerang anak ayam pada usia 2 – 14 minggu dengan gejala awal sbb napsu makan berkurang ayam tampak lesu dan mengantuk bulu tampak kusam dan biasanya disertai dengan diare berlendir yang mengotori bulu pantat peradangan di sekitar dubur dan ayam akan mematoki duburnya sendiri. jika tidur, paruhnya menempel di lantai dan keseimbangan tubuhnya terganggu. Sedangkan penulis yang berbeda menyebutkan gejala gumoro adalah sbb diare berlendir nafsu makan turun gemetar dan sukar berdiri bulu di sekitar anus kotor ayam suka mematuk di sekitar kloaka Penulis yang lain menyebutkan bahwa gumoro dapat dibagi 2 yaitu gumoro klinik dan sub klinik. Gumoro klinik menyerang anak ayam berumur 3-7 minggu. Pada fase ini serangan terhadap kekebalan tubuh ayam tersebut hanya bersifat sementara antara 2-3 minggu. Gumoro subklinik menyerang anak ayam berumur 0-3 minggu. Penyakit ini paling menakutkan karena kekebalan tubuh ayam dapat hilang secara permanen, sehingga ayam dengan mudah terserang infeksi sekunder. Gumoro menyebar melalui kontak langsung, air minum, pakan, alat-alat yang sudah tercemar virus dan udara. Yang sangat menarik adalah gumoro tidak menular dengan perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak menjadi “carrier”. Upaya penanggulangan gumoro ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan kandang. 3. Bronchitis Penyakit ini disebabkan oleh Corona virus yang menyerang system pernapsan. Pada ayam dewasa penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tetapi pada ayam berumur kurang dari 6 minggu dapat menyebabkan kematian. Informasi yang lain menyebutkan bahwa ayam yang terserang penyakit ini dan berumur di bawah 3 minggu, kematian dapat mencapai 30-40%. Penularan dapat terjadi melalui udara, peralatan, pakaian. Virus akan hidup selama kurang 1 minggu jika tidak terdapat ternak pada area tersebut. Virus ini mudah mati karena panas atau desinfektan. Gejala penyakit IB ini sangat sulit untuk dibedakan dengan penyakit respiratory lainnya. Secara umum gambaran penyakit tersebut adalah batuk bersin rattling susah bernapas keluar lendir dari hidung terengah-engah napsu makan menurun gangguan pertumbuhan pada periode layer akan didapatkan produksi telur yang sangat turun hingga mendekati zero dalam beberapa hari, butuh waktu sekitar 4 minggu agar ayam kembali berproduksi, bahkan beberapa diantaranya tidak akan kembali ke normal. Telur yang dihasilkan akan berukuran kecil, cangkang telur lunak, bentuk telur menjadi irregular. Sanitasi merupakan factor pemutus rantai penularan penyakit karena virus tersebut sangat rentan terhadap desinfektan dan panas. Pencegahan lain yang sangat umum dilakukan adalah dengan memberikan vaksinasi secara teratur. 4. Avian Pox Avian pox mempunyai daya sebar yang relatif lambat. Avian pox disebabkan oleh minimal 3 strain atau tipe yaitu fowl pox virus virus cacar pada unggas, pigeon pox virus virus cacar pada burung dara dan canary pox virus virus cacar pada burung kenari. Biasanya cacar yang terjadi pada ayam disebabkan oleh fowl pox virus. Virus ini dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung. Virus ini sangat resisten pada keropeng yang kering dan dalam beberapa kondisi dapat hidup hingga beberapa bulan. Virus ini dapat ditransmisikan melalui beberapa spesies nyamuk. Nyamuk ini akan membawa virus yang infeksius ini setelah nyamuk tersebut menggigit unggas yang terinfeksi. Meskipun fowl pox penyebarannya relatif lambat, kawanan unggas ini dapat berpengaruh selama beberapa bulan. Perjalanan penyakit ini memerlukan waktu sekitar 3-5 minggu. Gejala yang didapatkan pada penyakit ini adalah pertumbuhan yang lambat pada unggas muda telur menurun pada periode layer kesulitan bernapas dan makan dry pox, dimulai dari “small whitish foci” dan kemudian berkembang menjadi “wart-like nodules”. Nodule tersebut kemudian akan mengelupas dalam proses penyembuhan. Lesi ini biasanya terlihat pada bagian tubuh yang tidak berbulu seperti lubang telinga, mata , jengger, pial dan kadang-kadang ditemukan di kaki. wet pox diasosiasikan dengan cavitas oral dan traktus respiratorius bagian atas, terutama pada laryng dan trakea. Langkah pencegahan yang utama adalah memberikan vaksinasi pada ayam. Pemberian vaksinasi dilakukan dengan melakukan penusukan pada sayap dengan jarum khusus. 5. Marek Visceral Leukosis Disebabkan oleh virus tipe DNA yang tergolong herpes tipe B. Marek diidentikan dengan penyakit anak ayam, meskipun demikian penyakit ini juga dapat menginfeksi ayam yang lebih tua. Anak ayam terserang adalah kelompok umur 3-10 minggu. Umur 8-9 minggu merupakan umur yang paling rawan. Penularan dapat terjadi secara kontak langsung, kotoran ayam, debu dan peralatan kandang. Marek dapat menimbulkan beberapa variasi gejala klinis, antara lain Marek tipe visceral – Ditandai dengan lesi pada gonad, hati, limpa, ginjal dan kadang-kadang pada jantung, paru dan otot. Penyakit ini biasanya akut, rupanya unggas yang sehat akan mengalami kematian secara cepat dengan tumor internal yang masif. Marek tipe neural – Ditandai dengan kelumpuhan yang progresif pada sayap, kaki dan leher. Penurunan berat badan, anemia, kesulitan bernapas dan diare merupakan gejala yang sering ditemukan . Ocular leucosis atau “gray eye” – Morbiditas dan mortalitas biasanya sangat kecil tetapi disebutkan mendekati 25%. Gejalanya dikarakteristikan dengan spotty depigmentation atau diffuse graying pada iris mata. Pupil mata berbentuk irregular dan gagal bereaksi terhadap cahaya. Diare berat dan kematian. Skin leukosis – Pembesaran folikel bulu karena akumulasi limfosit. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi pada DOC berumur 1 hari dengan vaksin Cryomarex HVT atau Cryomarex yang terinfesi sebaiknya dimusnahkan agar tidak menularkan ke ayam yang sehat. PENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI PROTOZOA Penyakit Bakteri merupakan penyakit unggas yang disebabkan oleh protozoa. Berikut merupakan jenis-jenis penyakit karena infeksi protozoa dan cara mengobatinya Berak Darah/ Koksidiosis Berak darah atau sering disebut dengan koksidiosis disebabkan oleh protozoa dari genus Eimeria. Penularan penyakit ini dapat melalui kontak secara langsung maupun tidak langsung seperti kontak dengan droplet dari unggas yang terinfeksi. Pada saat unggas memakan koksidia, organisme ini akan menginvasi usus dan mengakibatkan kerusakan dan kemudian mulai berkembang biak. Beberapa minggu setelah terjadinya infeksi, koksidia akan berubah menjadi oocyst. Oocyst masih belum cukup matur, meskipun oocyst terdapat pada droplet, oocyst ini tidak dapat menginfeksi unggas lain kecuali ia berkembang sporulasi menjadi bentuk yang lebih matang di litter. Bentuk inilah yang dapat menyebabkan infeksi pada unggas. Berat tidaknya penyakit ini tergantung dari jumlah protozoa yang termakan. Di dalam peternakan, penyakit ini sangat mudah ditularkan melalui alas kaki, baju, burung liar, peralatan, tempat pakan, serangga atau rodent. Gejala yang timbul pada penyakit ini adalah sbb kotoran lembek cenderung cair dan berwarna coklat kehitaman kerena mengandung darah pertumbuhan terhambat napsu makan menurun pada pembedahan ayam yang mengalami kematian akibat penyakit ini akan ditemukan pada usus besarnya akan bengkak berisi darah. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara memberikan vaksinasi pada ayam pada usia 4 hari. Biasanya kami akan memberikan vaksinasi ini dengan melakukan penyemprotan pada pakan. Selain itu harus dilakukan sanitasi yang baik pada kandang DOC. Pilihlah pakan yang sudah mengandung koksidiostat preparat pembunuh protozoa Eimeria. PENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI PARASIT Cacingan Worm Disease. Cacingan pada ayam dapat disebabkan oleh 1. Ascaridia galli Ascaridia galli pada ayam Infeksi cacing ini terutama menyerang ayam usia 3-4 bulan. Spesimen dari parasit ini kadang-kadang ditemukan dalam telur. Cacing ini berpindah tempat dari usus ke oviduct dan dapat masuk ke dalam telur pada saat pembentukan telur tersebut. Cacing dewasa mudah dilihat dengan mata telanjang karena panjang cacing dewasa mencapai ½ hingga 3 inchi. Riwayat hidup cacing ini sangat simple. Cacing betina akan meletakan telurnya di usus unggas yang terinfeksi dan akan ikut dikeluarkan bersama tinja. Embrio akan terus berkembang dalam telur tersebut meskipun tidak akan langsung menetas. Larva dalam telur mencapai stadium infektif dalam 2-3 minggu. Telur yang mengandung embryo ini sangat tahan banting bahkan dalam kondisi laboratorium dapat bertahan hingga 2 tahun, sedangkan dalam keadaan biasa akan tetap bertahan hingga 1 tahun bahkan lebih. Hal yang penting di sini adalah desinfektan yang digunakan pada peternakan tidak dapat membunuh/ merusak telur. Unggas akan terinfeksi jika memakan telur cacing ini. Unggas yang terinfeksi oleh cacing ini akan terlihat lesu, diare dan kurus. Kerusakan utama yang ditimbulkan adalah penurunan efisiensi pakan, namun kematian hanya timbul pada infeksi yang sangat berat. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan sanitasi kandang dengan baik dan pemisahan ayam berdasarkan umur. Bersihkan kandang sebersih mungkin jika kandang akan digunakan untuk populasi ayam yang obat yang digunakan adalah preparat piperazine yang hanya dapat memutus rantai penularan dengan membunuh cacing dewasa. Preparat yang biasa kami gunakan dan kami berikan tiap 4 minggu adalah Piperavaks produksi dari Vaksindo. Pemberian obat ini cukup dicampurkan pada air minum. 2. Heterakis gallinae Heterakis gallinae pada ayam Parasit ini tidak menimbulkan akibat yang serius pada kesehatan ayam. Minimal tidak menimbulkan gejala atau patologi yang signifikan. Cara penularan cacing ini sama dengan Ascaris. Namun telur yang mengandung larva akan infektif dalam 2 minggu. Dalam cuaca yang dingin akan membutuhkan waktu yang lebih panjang. Parasit ini dapat dibasmi dengan fenbendazole. 3. Capillaria annulata atau Capllaria contorta Cacing ini sering ditemukan pada esophagus dan tembolok. Parasit ini menyebabkan penipisan dan inflamasi pada mukosa. Pada system gastrointestinal bagian bawah, dapat ditemukan beberapa spesies parasit tetapi biasanya adalah Capillaria obsignata. Berbeda dengan cacing yang lain, pembentukan embryo memakan waktu 6-8 hari dan akan sangat infeksius untuk peternakan. Kerusakan terparah akan terjadi pada 2 minggu setelah infeksi. Parasit ini akan menimbulkan inflamasi berat dan kadang-kadang terjadi perdarahan. Erosi pada usus akan menyebabkan kematian. Problem yang sering ditimbulkan oleh parasit ini adalah penurunan pertumbuhan, penurunan produksi dan fertilitas. Sanitasi yang baik merupakan kunci pencegahan yang utama. Pemberian vitamin A dapat memberikan nilai tambah. Parasit ini dapat dibasmi dengan menggunakan fenbendazole atau leviamisole. Secara umum, seorang penulis menggambarkan gejala penyakit cacingan pada ayam adalah sbb tubuh ayam menjadi kurus Nafsu makan berkurang sayap kusam dan terkulai kotoran encer, berlendir berwarna keputihan dan kadang berdarah pertumbuhan lamban Penanggulangan yang dapat dilakukan secara umum adalah sanitasi kandang dengan desinfektan pemberian Caricid pada umur 4-6 minggu dengan dosis 30 ml/3 liter air untuk 100 ekor ayam. Umur lebih dari 6 minggu diberi dosis 6 ml/10 L air untuk 100 ekor ayam campurkan premix ke dalam makanan dengan dosis kg/kg pakan diberikan selama 5-6 hari FAKTOR LAIN PENYAKIT AYAM Faktor utama penyebab ayam sakit adalah karena kecerobohan dalam mengelola peternakan yang diakibatkan oleh faktor-faktor Sanitasi yang tidak benar, dengan ciri peternakan menjadi kotor, bau dan terkesan jorok Tidak melakukan pembersihan rutin dan pemberian obat dan vitamin kepada unggas yang ada. Dan tidak dilakukannya vaksinasi pada unggas. Yang terpenting adalah ”LAKUKAN VAKSINASI” Dengan cara-cara yang benar dan waktu yang teratur seperti kami terangkan pada halaman vaksinasi.ObatTradisional Ambeien. Ambeien, merupakan salah satu jenis penyakit yang terjadi pada anus yang jika tidak ditangani secara langsung akan membahayakan. Maka sebelum penyakit semakin parah, sebaiknya segera lakukan penanganan berupa pengobatan dan mulai menjaga asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Pengertian sebenarnya dari ambeien itu
2Jenis Penyakit Ayam Berbahaya & Menular 2.1 Flu Burung atau Avian Influenza (AI) 2.2 Infectious Brounchitis (IB) 2.3 Tetelo atau Penyakit Newcastle Disease (ND) 2.4 Penyakit Ayam Gumboro 2.5 Penyakit ayam Infectious Laryngo Tracheitis 2.6 Berak Darah Ayam 3 Cara Mengobati Penyakit Ayam 3.1 Vaksinasi Obat Penyakit Ayam Petelur
Di jaman sekarang kemajuan tekhnologi di bidang peternakan semakin maju, Peternak ayam pun semakin berkembang. khususnya peternakan ayam bersekala kecil maupun menengah untuk itu Sobat harulah memahami jenis penyakit pada ayam dan cara mengobatinya. Telah banyak ditemukan jenis-jenis ayam dengan strain yang baru dengan angka produktivitas yang lebih baik, tetapi dibalik kemajuan tersebut terdapat juga berbagai penyakit yang dapat menyerang secara mendadak. Disini akan kita bahas tentang penyakit yang diakibatkan oleh Infeksi bakteri, Parasit, Dan Infeksi yang menyerang ayam secara detail dan terperinci Jenis penyakit ini yang dapat menyerang ayam pedaging bahkan ayam petelur, tak menutup kemungkinan penyakit pada ayam bangkok atau ayam aduan untuk itu para pemilik harus memahaminya sebelum ayam hutan atau ayam hias Sobat terserang hingga mengakibatkan kematian. Artinya segala jenis ayam bisa terserang penyakit, tapi kita harus mengerti jenis penyakit yang menyerang untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Dengan kita memahami aneka jenis penyakit maka kita mudah dalam penangan atau pengobatan pada ayam yang sakit. Berikut Penyakit Yang Menyerang Ayam Di Sebabkan Oleh Bakteri Dan Pengobatanya 1. Snot / Coryza Penyakit ayam ini disebabkan oleh bakteri Haemophillus Gallinarum. Penyakit ini banyak menyerang ayam saat terjadi pergantian musim yaitu dari musim panas ke penghujan. penyakit snot ini banyak ditemukan didaerah tropis dan menyerang ayam dengan berbagai umur. Penyakit ini bersifat kronis dan menyerang dalam waktu 1 - 3 bulan. Ayam betina yang berumur 18 - 23 minggu sangat rentan terhadap penyakit ini dan yang berumur 16 minggu banyak menyebabkan kematian dengan angka yang tinggi. Kalau ayam lagi betelur penyakit ini dapat sembuh tetpi produktivitas telur menurun sampai 25%. penularan penyakit ini dapat melalui kontak langsung, udara, debu, pakan, air minum ternak, petugas kandang dan peralatan yang digunakan. Gejala yang terlihat pada ayam yang terkena Snot ayam terlihat mengantuk, sayapnya turunkeluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan dan berbau khasmuka dan mata bengkak akibat pembengkakan sinus infra orbitalTerdapat sisa kerak dihidungnafsu makan turunterdengar suara ngorok yang diakibatkan dari ayam sukar bernafaspertambahan bobot badan menjadi lambat Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara memberikan Preparat sulfat seperti Sulfadimethoxine atau Sulfathiazole kalau tidak dengan antibiotik seperti ultramycin, Imequil atau corifit. Dan jika ingin melakukan pengobatan tradisional dapat memberikan susu bubuk yang dicampur dengan air dan dibentuk seperti kelereng dan diberikan 3 kali sehari. Tetapi penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan dengan baik. kandang mendapatkan sinar cahaya matahari yang baik agar tidak terlalu lembab dan diberikan ventilasi udara yang bagus. 2. Berak Kapur/ Pullorum Berak kapur disebabkan oleh bakteri Salmonella Pullorum, berak kapur sering kita temui pada anak ayam umur 1 - 10 hari. Gejala yang timbul adalah nafsu makan menurunkotoran encer dan bercampur butiran-butiran putih seperti kapurbulu dubur melekat satu dengan yang lainjengger berwarna keabuan, badan anak ayam jadi menundukSayap terkulai, mata menutupanak ayam terlihat pucat, lemah, kedinginan dan suka bergerombol mencari tempat yang hangat. Berbeda dengan ayam dewasa, gejala berak kapur tidak nyata benar. Ayam dewasa yang terkena berak kapur hanya menyebabkan produktivitas telurnya menurun, depresi, anemia, kotoran encer dn berwarna kuning tetapi penyakit ini tidak sampai mengakibatkan kematian. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan cara menjaga kebersihan kandang dan lingkungan dan memberikan desifektan dengan formaldehyde sebanyak 40%. Ayam yang terkena penyakit ini harus dipisahkan dari kelompoknya dan bila sudah parah sekali maka harus dimusnahkan. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara memberikan suntikan antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam. pengobatan juga dapat dilakuakan dengan cara memberikan preparat sulfonamide. 3. Berak Hijau Penyebab penyakit ini beum diketahui dengan pasti, demikian pula dengan pengobatannya. Selama ini penyakit disebabkan oleh bakteri sejenis Salmonella Pullorum, penularan berak hijau sangat mudah yaitu melalui kontak langsung termasuk saat jantan mengawini betina dan juga melalu makanan dan minuman yang terkontaminasi ternak yang sakit. Pengaruh penyakit ini bisa sampai kepada DOC keturunan ternak yang sakit. gejala yang ditimbulkan Jengger berwarna biru , mata lesunafsu makan menurunsekitar pantat terlihat warna hijau dan lengketUpaya pencegahan merupakan hal yang utama antara lain dengan menjaga sanitasi kandang, memisahkan ayam yang sakit dan memberikan pakan yang baik. Jika ayam terinfeksi mengalami kematian, lebih baik ayam itu dibakar yang bertujuan agar bakteri itu ikut mati dan tidak menular ke ayam lainnya. 5. Kolera Penyebab penyakit ini adalah bakteri Pasteurella Gallinarum dan Pasteurella Multocida. Biasanya menyerang ayam pada usia 12 minggu. Penyakit ini menyerang ayam petelur dan pedaging. Serangan penyakit ini bisa bersifat akut atau kronis. Ayam yang terserang kolera akan mengalami penurunan produktivitas bahkan mati. Bakteri ini menyerang pernapasan dan pencernaan. Kolera dapat ditularkan melalui kontak langsung,pakan, minuman, peralatan, manusia, tanah maupun hewan lain. Pada serangan akut, kematian dapat terjadi secara tiba-tiba. Pada serangan kronis memiliki ciri seperti ini Nafsu makan berkurangsesak nafas, mencretkotoran berwarna kuning, coklat atau hijau berlendir dan berbau busuk. Jengger dan pial bengkak serta kepala berwarna kebiru-biruan Ayam suka menggelengkan kepala Persendian kaki dan sayap bengkak disertai dengan kelumpuhan Lesi yang didapatkan pada unggas yang mengalami kematian pada kolera akut antara lain adalah a. Pendarahan pintpoint pada membran mokosa dan serosa atau pada lemak abdominal b. Inflamasi pada 1/3 atas usus kecil c. Gambaran "parboiled" pada hati d. pembesaran dan pembengkakan limpa e. Didapatkan material berbentuk cream atau solid pada persendian Diagnosis secara tentative dapat didirikan atas riwayat unggas, gejala dan lesi postmortem. Sedangkan diagnosis detinitive didapatkan pada isolasi dan identifikasi organisme ini. Tindakan pencegahan sangat penting dilakukan antara lain menjaga litter tetap kering, mengurangi kepadatan kandang, menjaga kebersihan peralatan kandang dan memberikan vitamin dan pakan yang cukup agar stamina ayam tetap terjaga. Pengobatan kolera dapat dilakukan dengan menggunakan preparat sulfat atau antibiotik seperti noxal, ampisol atau inequil. 6. Chronic Respiratory Disease CRD, Ngorok, Air Sac atau Sinusitis Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma Galisepticum . Biasanya menyerang ayam pada usia 4-9 minggu. Penularan terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang, tempat makan dan minuman, manusia, telur tetas atau DOC yang terinfeksi. Gejala CRD ini mirip dengan Snot atau Coryza yaitu ~ Batuk-batuk terdengar suara ngorok keluar cairan dari lobang hidung ~ Nafsu makan menurun dan bisa sampai hilang sama sekali ~ Ayam suka menggelengkan kepalanya ~ Produksi telur menurunwarna bulu pucat,kusam dan bulu dekat kloaka lengket ~ Terjadi Inkoordinasi saraf ~ Tinja cair dan berwarna putih Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan sanitasi kandang dan bio security yang ketat. Pengobatan yang dapat dilakukan bila ayam terkena penyakit ini adalah dengan cara memberikan Baytrit 10% peroral, mycomas dengan dosis 0,5 ml/L air minum, tetraclorin secara oral atau Bacytracyn yang diberikan pada air minum 7. Colibacillosis Penyebab penyakit ini adalah Escherichia Coli. Problem yang ditimbulkan dapat di infeksi akut berat dengan kematian yang tiba-tiba dan angka kematian yang tinggi hingga infeksi ringan dengan angka kesakitan dan kematian yang rendah. Infeksi dapat terjadi pada saluran pernapasan, septicemia atau enteritis karena infeksi pada gastrointestinal. Penyakit ini dapat berdiri sendiri atau di ikuti oleh infeksi sekunder. Infeksi sekunder yang menyertai penyakit ini Mycoplasma Gallisepticum. Semua umur dapat terkena penyakit ini, namun yang paling banyak adalah ayam usia muda. Gejala yang ditimbulkan pada penyakit ini disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan oleh bakteri akibat pertumbuhan dan multiplikasi. Invasi primer terjadi pada system pernapasan dan system gastrointestinal. Omphalitis atau infeksi pada anak ayam terjadi karena penutupan tali pusat yang kurang baik atau karena invasi bakteri melalui cangkang telur saat inkubasi. Berikut ini gejala yang timbul karena penyakit ini adalah Nafsu makan menurun Ayam lesu dan tidak bergairah Bulu kasar, sesak nafas Kotoran banyak menempel di anus Diare, Batuk Pada Septicemia akut dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba. Pada pembedahan akan didapatkan ¬ Dehidrasi ¬ bengkak dan kongesti pada hati, limpa dan ginjal ¬ Pendarahan pinpoint pada organ Viscera ¬ Eksudat Fibrinous pada kantung udara, kantung jantung dan permukaan jantung, hati dan paru sangat karakteristik ¬ Usus menipis dan inflamasi serta mengandung mucous area perdarahan Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi kandang seperti menjaga ventilasi udara, litter yang terjaga kebersihannya, secara teratur melakukan desinfeksi terhadap peralatan dan fasilitas lainnya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kualitas pakan dan air minum, kepadatan kandang harus diperhatikan, penanganan mesin penetas telur dan mejauhkan ayam dari stress yang dapat menurunkan daya tahan tubuh. Pengobatan Colibasillosis dapat dilakukan dengan obat-obat sulfa, neomisin, streptomisin, dan tetrasiklin. Meskipun demikian biasanya pengobatan ini cenderung susah dan tidak menentu Penyakit Ayam Yang Di Akibatkan Parasit Penyakit ayam adalah kendala dalam bidang peternakan, penyakit adalah penyebab terbesar kerugian dan perusahaan tersebut bisa pailit/ gulung tikar jika pada peternakan tersebut terserang penyakit dan semua ternaknya mati . Berikut ini kita akan membahas jenis penyakit yang disebabkan oleh parasit, atau gangguan hama. 1. Cacingan atau Worm Disease Cacingan pada ayam dapat disebabkan oleh - Ascaridia galli Infeksi cacing ini terutama menyerang ayam usia 3-4 bulan. Spesimen dari parasit ini kadang-kadang ditemukan dalam telur. Cacing ini berpindah tempat dari usus ke oviduct dan dapat masuk ke dalam telur pada saat pembentukan telur tersebut. Cacing dewasa mudah dilihat dengan mata telanjang karena panjang cacing dewasa mencapai ½ hingga 3 inchi. Riwayat hidup cacing ini sangat simple. Cacing betina akan meletakan telurnya di usus unggas yang terinfeksi dan akan ikut dikeluarkan bersama tinja. Embrio akan terus berkembang dalam telur tersebut meskipun tidak akan langsung menetas. Larva dalam telur mencapai stadium infektif dalam 2-3 minggu. Telur yang mengandung embryo ini sangat tahan banting bahkan dalam kondisi laboratorium dapat bertahan hingga 2 tahun, sedangkan dalam keadaan biasa akan tetap bertahan hingga 1 tahun bahkan lebih. Hal yang penting di sini adalah desinfektan yang digunakan pada peternakan tidak dapat membunuh/ merusak telur. Unggas akan terinfeksi jika memakan telur cacing ini. Jika unggas yang terinfeksi oleh cacing ini akan terlihat lesu, diare dan kurus. Kerusakan utama yang ditimbulkan adalah penurunan efisiensi pakan, namun kematian hanya timbul pada infeksi yang sangat berat. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan sanitasi kandang dengan baik dan pemisahan ayam berdasarkan umur. Bersihkan kandang sebersih mungkin jika kandang akan digunakan untuk populasi ayam yang obat yang digunakan adalah preparat piperazine yang hanya dapat memutus rantai penularan dengan membunuh cacing dewasa. Preparat yang biasa kami gunakan dan kami berikan tiap 4 minggu adalah Piperavaks produksi dari Vaksindo. Pemberian obat ini cukup dicampurkan pada air minum. - Heterakis gallinae Parasit ini tidak menimbulkan akibat yang serius pada kesehatan ayam. Minimal tidak menimbulkan gejala atau patologi yang signifikan. Cara penularan cacing ini sama dengan Ascaris. Namun telur yang mengandung larva akan infektif dalam 2 minggu. Dalam cuaca yang dingin akan membutuhkan waktu yang lebih panjang. Parasit ini dapat dibasmi dengan fenbendazole. - Capillaria annulata atau Capllaria contorta Cacing ini sering ditemukan pada esophagus dan tembolok. Parasit ini menyebabkan penipisan dan inflamasi pada mukosa. Pada system gastrointestinal bagian bawah, dapat ditemukan beberapa spesies parasit tetapi biasanya adalah Capillaria obsignata. Berbeda dengan cacing yang lain, pembentukan embryo memakan waktu 6-8 hari dan akan sangat infeksius untuk peternakan. Kerusakan terparah akan terjadi pada 2 minggu setelah infeksi. Parasit ini akan menimbulkan inflamasi berat dan kadang-kadang terjadi perdarahan. Erosi pada usus akan menyebabkan kematian. Problem yang sering ditimbulkan oleh parasit ini adalah penurunan pertumbuhan, penurunan produksi dan fertilitas. Sanitasi yang baik merupakan kunci pencegahan yang utama. Pemberian vitamin A dapat memberikan nilai tambah. Parasit ini dapat dibasmi dengan menggunakan fenbendazole atau leviamisole. Secara umum, gejala penyakit cacingan pada ayam adalah sbb a. tubuh ayam menjadi kurus b. nafsu makan berkurang c. sayap kusam dan terkulai d. kotoran encer, berlendir berwarna keputihan dan kadang berdarah e. pertumbuhan lamban Penanggulangan yang dapat dilakukan secara umum adalah 1. sanitasi kandang dengan desinfektan 2. pemberian Caricid pada umur 4-6 minggu dengan dosis 30 ml/3 liter air untuk 100 ekor ayam. Umur lebih dari 6 minggu diberi dosis 6 ml/10 L air untuk 100 ekor ayam 3. campurkan premix ke dalam makanan dengan dosis kg/kg pakan diberikan selama 5-6 hari Beberapa penyakit pernafasan pada ayam disebabkan oleh virus, bakteri mikoplasma, fungi atau kombinasi daai berbagai agen . Jenis jenis penyakit pernafasan yang dapat dijumpai atau pernah terjadi pada peternakan ayam broiler atau layer di Indonesia antara lain Avian Influenza AI-H5NI, Newcastle Disease ND, Infectious Bronchitis IB, Infectious Laryngotracheitis ILT, Swollen Head Syndrome SHS, Chronic Respiratory Disease CRD atau CRD Komplek CRDK, Infectious Coryza. Kolera unggas, Koliseptisemia dan Aspergillosis . Spora kapang Aspergillus sp . dan virus ND/113 dalam vaksin hidup kadangkala dapat menyebabkan penyakit / gangguan pernafasan pada anak ayam 0-2 minggu . Sedangkan, penyakit pernafasan yang lain dapat terjadi setelah ayam berumur lebih dari dua minggu dan umumnya disebabkan oleh interaksi dari berbagai agen penyakit infeksi campuran . Infeksi dua atau lebih agen penyakit pada ayam akan menimbulkan gejala klinik yang lebih parah dan kelainan patologik yang lebih komplek dibanding dengan infeksi tunggal . Beberapa penyakit pernafasan mempunyai kemiripan/kesamaan gejala klinik keluar eksudat dari hidung, lakrimasi, batuk-batuk dan sesak nafas antara penyakit yang satu dengan yang lainnya. Namun, dengan menganalisa kejadian penyakit, sifat-sifat agen penyebabnya, umur ayam yang terserang, karakteristik epidemiologik dan kliniknya, maka dapat dilakukan diagnosa penyakitnya . Dalam manajemen kesehatan hewan . pendekatan "patologi diagnostik" merupakan suatu tindakan yang biasa dilakukan di suatu peternakan ayam . Dengan menemukan kelainan jaringan atau organ tubuh yang menciri patognomonis akibat suatu penyakit dapat memberikan ketepatan diagnosa yang tinggi. Di Indonesia, penyakit pernafasan pada ayam yang paling penting pada saat ini adalah Al High Pathogenic Avian Influenza/HPAI, karena sangat menular pada unggas lain sehingga berdampak buruk pada usaha perunggasannasional dan dapat menular kepada manusia zoonosis Penyakit Ayam Akibat Infeksi Berbagai jenis penyakit ayam telah menyebar dan mengakibatkan kerugian pada peternak, berbagai hal telah dilakukan untuk dapat mencegah kerugian ini. Berikut ini kita akan bahas penyakit ayam yang diakibatkan oleh infeksi viral dan bagaimana cara pencegahannya. 1. Tetelo ND / Sampar / Pes Cekak ND merupakan infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada syaraf pernafasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo dan dapat dikualifikasikan menjadi Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease VVND atau tipe velogenic, tipe ini menyebabkan kematian yang luar biasa hingga 100%Tipe yang lebih ringan disebut dengan Mesogenic, Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi pada ayam dewasa tidak ditemukan kasus. Pada tingkat ini ayam akan menunjukan gangguan pernafasan dan lemah atau sering disebut letogenik tidak dapat mengakibatkan kematian, hanya dapat membuat produktivitas ternak menjadi turun dan kualitas kulit telur jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. virus dapat ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar. Pada tahap yang akan ditularkan melalui pernafasan dapat ditularkan melalui udara. Tetapi penularan melalui udara tidak mempunyai jangkuan yang luas. Unggas yang dapat sembuh dari ND tidak akan dinyatakan sebagai carrier dan biasanya virus tidak akan bertahn lebih dari 30 hari pemaparan. Gejala yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah Excessive mucous di trakeaayam tampak lesunafsu makan menurunproduksi telur menurunmencret kotoran dan berwarna hijau kadang bisa berdarahgangguan pernafasan ayam terlihat mengap-mengap dan terdengar suara ngorokjengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan dan gangguan syaraf sehingga membuat leher berbagai cara untuk mencegah penyebaran terjadinya penyakit ini , yaitu Ayam yang tertular harus dimusnahkan Vaksinasi harus dilakukan agar ayam menjadi kebal terhadap penyakit ini. Jenis vaksin yang digunakan adalah ND latosa. Vaksinasi ND yang pertama, dilakukan dengan cara pemberian melalui tetes mata pada hari kedua, dan untuk berikutnya disuntikan pada otot dada. Untuk memudahkan untuk mengingat mengenai waktu pemberian vaksin adalah dengan mengingat pola 444 yaitu, vaksin ND diberikan pertama kali umur 4 hari dan diberikan lagi pada umur 4 minggu dan terakhir setiap 4 bulan yang dapat dilakukan mengingat penyakit ini sangat infeksius, adalah Memelihara kebersihan kandang dan harus mendapat sinar matahari langsung dengan ventilasi yang pemisahan ternak ayam yang terduga sakitmemberikan ransum jamu yang baik2. Gumboro atau Infectious Bursal Disease Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, yaitu Fibrikus dan Thymus. Kedua bagian ini merupakan bagian pertahanan tubuh ayam terhadap penyakit antibody. penyakit ini juga disebut AIDS nya ayam. Ayam yang terkena penyakit ini akan mengalami gejala mengalami gangguan syaraf merejandi diare tubuh gemetar bulu disekitar anus lengket dan akhirnya mati Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus dari genus Avibirnavirus. Di alam tubuh ayam penyakit ini dapat hidup selama 3 bulan yang kemudian akan berkembang menjadi infeksius. Gumboro memang tidak menyebabkan kematian langsung terhadap ayam, yang menyebabkannya karena terjadi infeksi sekunder yang berakibat dari tidak berfungsinya kekebalan tubuh ayam. Gumboro yang menyerang usia ternak 2 - 14 minggu akan mengalami gejala 1. Nafsu makan menurun 2. Ayam tampak lesu dan mengantuk bulu 3. Tampak kusam dan biasanya disertai dengan diare berlendir yang mengotori bulu 4. Peradangan disekitar dubur dan kloaka sehingga ayam akan mematoki duburnya sendirijika tidur maka paruhnya akan menempel dilantai, hal itu diakibatkan karena terganggunya keseimbangan tubuh ayam 5. gemetar dan sukar berdiri Gumboro dapat menyebar melalui kontak langsung, air minum, pakan, dan alat- alat. Tetapi Gumboro tidak menular melalui perantara telur dan ayam yang sudah sembuh menjadi "carrier". Upaya yang dapat dilakukan untuk mencdegah penyakit ini adalah menjaga kebersihan kandang dan memberikan vaksinasi. 3. Bronchitis atau Infectious Bronchitis Penyakit ini disebabkan oleh virus Corona yang menyerang sistem pernafasan. Pada ayam dewasa penyakit ini tidak dapat menyebabkan kematian, kecuali ayam yang masih berumur dibawah 6 minggu, kematian antara 30-40%. Penularan penyakit ini melalui udara, peralatan dan pakaian. Virus ini akan hidup selama kurang 1 minggu jika tidak ada ternak diddaerah tersebut, tetapi virus ini mudah dimusnahkan dengan desifektan dan panas cuaca yang terik. Gejala penyakit ini hampir sama dengan penyakit Respiratory lainnya, yaitu 1. Batuk, bersin susah bernafas keluar lendir dari hidung 2. Nafsu makan menurun dan terjadi gangguan pertumbuhanpada periode layer produksi telur menurun hingga kosong sama sekali, dan butuh sekitar 4 minggu untuk bisa berproduksi lagi, tetapi diantaranya tidak bisa normal kembali. 3. Telur yang dihasilkan menjadi kecil, cangkang telur lunak.\, bentuk telur mencegahnya adalah dengan melakukan sanitasi dan vaksinasi. 4. Avian Pox avian pox adalah penyakit yang disebabkan oleh 3 strain yaitu Fowl pox virus cacar pada unggas, Pigeon pox virus cacar pada burung dara dan Canary pox virus cacar pada burung kenari dan yang menyerang pada ayam adalah Fowl pox, penyakit ini mempunyai penyebaran cukup lambat. Gejala yang ditimbulkan penyakit ini, adalah Pertumbuhan yang lambat pada ternak mudatelur menurun pada produksi layerkesulitan makan dan bernafasdry pox dimulai dari small whitish foci dan kemudian berkembang menjadi wart like nodues. Nodule tersebut kemudian akan mengelupas dalam proses penyembuhan. Lesi ini biasana terlihat pada bagian tubuh yang tidak berbulu seperti lubang telinga, mata, jengger, pial, kaki. Langkah yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah dengan melakukan vaksinasi pada ayam. pemberian vaksine dilakukan dengan menyuntikan vaksine pada sayap ayam dengan jarum khusus. 5. Marek Visceral Leukosis Penyakit ini disebabkan oleh virus tipe DNA yang tergolong herpes tipe B. Marek di indentikkan dengan penyakit anak ayam, tetapi ada juga ditemukan terdapat pada ayam yang tua. Anak ayam yang terserang pada usia 3 - 10 minggu, dan paling rawan menyerang usia 8-9 minggu. Penularan dapat terjadi secara kontak langsung, kotoran ayam, debu dan peralatan kandang. marek dapat menimbulkan beberapa variasai gejala klinis, antara lain a. Marek tipe Visceral Ditandai dengan lesi pada gonad, hati, limpa, ginjal, dan kadang-kadang pada jantung, paru dan otot. Penyakit ini sangat akut. Unggas yang sehat akan mengalami kematian secara tepat dengan tumor internal yang masif. b. Marek tipe Neural Ditandai dengan kelumpuhan yang progesifpada sayap, kaki dan leher. Penurunan berat badan, anemia, kesulitan bernafas, diare. c. Ocular Leucosis atau Gray Eye Morbiditas dan mortalitas biasanya sangat kecil tetapi disebutkan mendekati 25%. Gejalanya dikarakteristikan dengan spotty depigmentation atau diffuse graying pada iris mata. Pupil mata terbentuk irregular dan gagal bereaksi terhadap cahaya. Diare berat dan kematian d. Skin Leukosis Pembesaran folikel bulu karena akumulasi limfosit. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi pada DOC berumjur 1 hari dengan vaksin Cryomarex HVT atau Crymarex Rispens. Ayam yang terinfeksi sebaiknya dimusnahkan agar tidak tertular ke ayam yang sehat. Itulah pentingnya mengenal jenis penyakit yang menyerang Ayam dari segala jenis untuk ketepatan penangan dan pengobatan, tak hanya itu pemberian vaksin kita tak boleh sembarangan untuk pencegahan dari serangan penyakit. Artikel tentang penyakit yang diakibatkan oleh Infeksi bakteri, Parasit, Dan Infeksi yang menyerang ayam secara detail dan terperinci. Ketika ayam kita sehat maka kita tidak di repotkan dalam penyembuhan dan hasil lebih maksimal.
Fluburung sempat menjadi wabah yang menggemparkan di Indonesia pada tahun 2003, menyerang di semua daerah dan di hampir semua jenis unggas, yang paling banyak di serang tentunya adalah ayam dan kalkun. Tidak mengherankan penyakit ini membuat gempar karena penyakit ini menular dan menyebabkan kematian pada ternak hingga mencapai 80% bahkan